6

Contoh Resensi dan Cara Penulisan Resensi

Contoh Resensi dan Cara Penulisan Resensi

Pengertian Resensi

Secara etimologi, Resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja "revidere" atau "recensere" yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan "recensie" sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah "review". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku.
Ada juga pendapat yang memberikan devinisi Resensi adalah ulasan/penilaian/ pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya yang lain. Penulis resensi memberikan gambaran secara garis besar kepada pembaca mengenai suatu karya baik itu film maupun buku agar dipertimbangkan untuk dibaca maupun ditonton. Jadi secara garis besar Resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.

Tujuan Resensi

Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut:
  1.  Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
  2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
  3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
  4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
  5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku

 Jenis-jenis Resensi

Resensi dibagi 3:
  1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
  2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
  3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Unsur-unsur Resensi

Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
  1. Judul resensi- Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
  2. Menyusun data buk, Format menyusun data Buku:
  1. Judul buku
  2. Pengarang
  3. Penerbit
  4. Tahun terbit beserta cetakannya
  5. Dimensi buku
  6. Harga buku
     3. Isi resensi buku
         Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya         keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
       Isi Resensi diantaranya memuat:
  • Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
  • Menentukan judul resensi.
  • Membuat ringkasan secara garis besar.
  • Memberikan penilaian buku.
  • Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
  • Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
  • Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
     4. Penutup resensi buku
         Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku  tersebut ditujukan.

Tips Menulis Resensi

Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:
  1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
  2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
  3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
  4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
  5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
  6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak. 

 Contoh Resensi


Contoh Resensi Novel 5 cm
Penulis :Dhonny Dirghantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Jumlah Halaman : 381
Tahun Pertama Terbit : 2005

Buku ini secara garis besar bercerita mengenai persahabatan dan nasionalisme. Banyak di antara kita yang beranggapan nasionalisme adalah perkara yang pelik. Melalui 5 Cm. kita diajak “bermain-main” dengan rasa cinta pada negeri ini secara sederhana melalui kelima sahabat yang menjadi tokoh utama novel besutan penulis muda, Donny Dirghantoro. Novel ini dibuka dengan perkenalan masing-masing tokoh yaitu Arial, Zafran, Genta, Riani dan Ian. Dengan cerdas, sang penulis merekatkan karakter kuat pada masing-masing tokoh. Hal ini yang membuat 5 Cm unggul dari novel lain. Jika secara umum pada permulaan novel kita dibiarkan menebak seperti apa karakter para tokoh, maka di dalam 5 cm, kita tidak dibiarkan menebak sebab karakter tokoh sudah terbaca kuat di halaman awal.

Kelima tokoh utama ini telah berada dalam lingkar persahabatan selama kurang lebih 7 tahun. Hingga suatu saat mereka diliputi kebosanan. Kehidupan yang monoton membuat mereka berpikir untuk berpisah selama 3 bulan. Dalam masa “berpisah tersebut”, mereka tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam kurun 3 bulan tersebutlah, mereka ditempa dengan hal baru. Dengan rasa rindu yang saling menyilang. Tentang tokoh Riani yang mencintai salah satu sahabatnya. Tentang Zafran yang merindui adik Arial, sahabatnya sendiri. Tentang Genta yang memilih mengagumi Riani dengan diam. Dan masih banyak lagi lainnya. Sampai pada bagian ini, konsep nasionalisme masih blur.

Ide mengenai nasionalisme disisip penulis dengan cerkas pada bagian saat mereka kembali bertemu. Kelima sahabat ini memutuskan menunaikan rindu dengan mendaki puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. Surga dunia yang dititip Tuhan di Nusantara. Alasan yang lebih dari cukup bagi orang-orang (khususnya anak muda) untuk mencintai bangsa ini dan memajukannya dengan tekad yang disimpan di jidat, tak lebih dari 5 cm. Pada bagian ini pula, penulis merubah kisah persahabatan menjadi kisah petualangan yang dibumbui kisah cinta yang manis. Cinta segitiga di antara mereka dikemas dengan tawa bukan tangis. Hal ini yang menjadikan 5 Cm menarik. Hal kecil yang mainstream dibuat berbeda tetapi natural. Hal lain yang mempertegas semangat nasionalisme dalam buku ini adalah petikan-petikan quote yang powerful misalnya:

"Sebuah Negara Tidak Akan Pernah Kekurangan Seorang Pemimpin Apabila Anak Mudanya Sering Berpetualang di Hutan, Gunung & Lautan." (Hendry Dunant)

Pemakaian Bahasa

Jika ditelaah, Donny Dhirgantoro menggunakan bahasa sehari-hari khas anak muda Jakarta. Bahasanya ringan namun tetap sanggup menghantarkan makna yang dalam. Dalam novel ini, penulis juga banyak menyisip kata-kata asing sebab ada banyak kutipan lirik lagu yang dimasukkan. Bagi sebagian orang, hal ini menciderai jiwa nasionalis yang mencoba dibangun novel ini di bagian akhir. Namun, jika kita jernih melihat, nasionalisme tak ada hubungannya dengan selera musik. Secara umum, dari pemilihan bahasa, Donny dengan jelas membidik pembaca muda.

Kelebihan, Kekurangan Dan Pesan Moral

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, novel ini berhasil membuat nasionalisme lebih mudah dicerna, hal ini menjadi keunggulan tersendiri. Hal lainnya adalah adalah kisah percintaan dan persahabatan yang dikemas dengan ringan. Jangan berharap Anda akan menemukan tokoh yang merana sebab orang yang dicintainya, mencintai orang lain. Berbicara soal kekurangan, novel ini memasukkan terlalu banyak lirik lagu untuk menggambarkan beberapa keadaan. Hal ini bisa saja membuat pembaca yang awam musik luar menjadi terusik dan sulit memahami. 

nah, demikian sobat. semoga bermanfaat.
Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

Posting Komentar

 
Top