2
Pengertian Mujiah dan Doktrin-Doktrin Murjiah Serta Sekte-Sektenya

Pengertian Mujiah dan Doktrin-Doktrin Murjiah Serta Sekte-Sektenya


A.  Latar Belakang Masalah

            Melihat sejarah kemunculannya, secara umum faktor kemunculan aliran-aliran theologi Islam klasik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu karena persoalan politik seperti Syiah, Khawarij dan Murjiah. karena akibat pengaruh ajaran dari luar Islam seperti Jabariah dan Qadariah  dan aliran-aliran yang terbentuk adopsi dari aliran-aliran yang sudah ada seperti Mu’tazilah.

Dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai salah satu aliran yang muncul karena persoalan politik yaitu Murjiah. Walaupun Murjiah muncul karena permasalahn politik namun kelompok ini tidak mau ikut campur dalam  permasalahan  politik, golongan ini dikategorikan dalam golongan yang muncul karena politik beritik pada sikap diam golongan ini yang netral, sikap netral inilah yang dapat disebut juga dengan sikap politik. Aliran ini jika di Indonesia dapat  dikatakan aliran yang Golput (Golongan putih), karena memang golongan  ini bersifat acuh tak acuh dalam politiknya.

Seperti aliran-aliran lainya Murjiah juga memiliki banyak subsekte-subsekte yang sifatnya moderat dan juga yang ekstrim, yang satu dengan yang lain saling memiliki dengan doktrin yang berbeda, namun mereka dalam sikap politiknya sama yaitu menjadi golongan tengah-tengah yang tidak memihak.


B.  Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Murjiah ?

2.      Bagaimana latar belakang munculnya Murjiah ?

3.      Apa doktrin-doktrin ajaran Murjiah ?

4.      Bagaimana pembagian sekte-sekte Murjiah ?




A.    Pengertian Murjiah

            Murjiah secara bahasa diambil dari kata Irja’ yang mempunyai dua makna. Pertama bermakna “mengakhirkan” atau “menangguhkan”, Kedua bermakna memberikan harapan. Menurut as-Syahrastani, jika makna kata  Murjiah yang pertama dipergunakan untuk menyebut suatu golongan, maka makna yang pertama lebih tepat karena mereka menangguhkan perbuatan dari niat dan balasan. Maksutnya adalah penangguhan vonis hukuman atas perbuatan seseorang sampai di pengadilan Allah SWT kelak. Mereka tidak mengkafirkan seorang Muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa hanyalah Allah SWT sehingga seorang Muslim sekalipun berdosa besar dalam kelompok ini tetap diakui sebagai Muslim dan punya harapan untuk bertobat.

            Selain pendapat as-Syahrastani tersebut terdapat juga berpendapat makna “menangguhkan” artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari Kiamat kelak. Sedangkan makna yang kedua dapat diartikan memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah.


B.   Kemunculan Murjiah

            Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal itu dilakukan oleh aliran Khawarij. Kaum Khawarij dinilai terlalu ekstrim dalam mengkafirkan musuh-musuh mereka demikian juga dengan Syiah yang dinilai terlalu ekstrim mengenai persoalan imam hingga menjadikan imam sebagai salah satu rukun Iman. kaum Murjiah mengambil posisi tengah-tengah antara dua kubu Khwarij dan Syiah tersebut dalam persoalan iman dan dosa besar.

            Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunjulan Murjiah. Teori pertama mengatakan gagasan irja’ dan arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan untuk menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politik.  Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmad Amin, menurutnya cikal bakal Murjiah sebenarnya sudah tampak pada akhir masa pemerintahan Ustman hal ini ditandai dengan adanya sekelompok sahabat yang menarik diri atau tidak mau ikut campur dalam urusan politik antara para sahabat pada akhir masa pemerintahan Ustman, diantara sahabat itu ialah Abi Bakrah, Abduallah bin Umar dan Imran bin Husen. Sikap tengah-tengah yang tidak memihak kepada salah satu kubu masa ini belum menjadi sebuah aliran Theologi. Murjiah menjadi sebuah aliran theologi baru setelah munculnya golongan Syiah dan Khawarij.

            Teori kedua mengatakan bahwa gagasan irja’  yang merupakan basis doktrin Murjiah muncul pertama kali sebagai gerakan politik yang diperlihatkan Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah cucu Ali bin Abi Thalib. Teori ini adalah teori yang digagas oleh Montgomery Watt. Menurut Watt, gagasan irja’ yang merupakan basis doktrin Murjiah Muncul pertama kali akibat sikap politik yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafi sekitar tahun 695 M. 20 tahun setelah kematian Muawiyah dikoyak permasalah politik dan perebutan kekuasaan, Sebagai respon dari keadaan ini muncul gagasan irja’ atau penangguhan pemikiran irja’ ini menurut Watt digunakan pertama kali oleh cucu Ali bin Abi Thalib Al-Hasan dalam surat pendeknya. Dalam surat tersebut Al-Hasan menunujukkan sikap politiknya dengan mengatakan, “kita mengakui Abu Bakar dan Umar tapi menangguhkan persoalan yang terjadi pada konflik meliatkan utsman, Ali dan Zubair. Ia kemudian mengelak mendampingi Syiah yang terlampau mengagungkan Ali dan menjauhkan diri dari khawarij yang menolak mengakui Muawiyah dengan alasan ia adalah keturunan si Pendosa.


C.  Doktrin-doktrin Murjiah


            Adapun ajaran pokokrnya Murjiah pada dasarnya bersumber dari doktrin irja yang diaplikasikan dengan banyak persoalan yang dihadapinya, baik persoalan politik maupun theologis. Dalam bidang politik doktrin irja’ diimplementasikan dengan sikap netral atau non blok yang selalu di ekspresikan dengan sikap diam sehingga Murjiah disebut juga dengan the queitists (kelompok bungkam).

            Adapun dalam theologi, doktrin irja dikembangkan Murjiah ketika menghadapi permasalahan thelogis yang muncul saat itu. Pada perkembangan berikutnya persoalan yang dihadapi makin kompleks yang mencakup iman, kufur, dosa besar dan ringan (mortal and venial sins) dan pengampuan dosa besar, tauhid, tafsir Al-Quran, hakikat Al-Quran, nama dan sifat-sifat Allah.

            Berkaitan dengan doktrin-doktrin Murjiah menurut Montgomery Watt doktrin ajaran Murjiah merincinya sebagai berikut :

1.      Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.

2.      Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat Al-Khalifah Ar-Rasyidin.

3.      Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

4.      Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (madzhab) para skeptis dan empiris dari kalangan Helenis.



            Masih berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, Harun Nasution menyebutkan empat ajaran pokoknya, yaitu :


1.    Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ary yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.

2.    Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.

3.    Meletakkan (pentingnya) iman dari pada amal.

4.    Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.


            Sementara itu, Abdul A’la al-Maududi menyebut ajaran Murji’ah dalam dua doktrin pokok, yaitu:


1.      Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-nya saja. Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan perbuatan yang difardhukan dan melakukan dosa besar.

2.      Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan madharat ataupun gangguan atas seseorang. Untuk dapat pengampunan, manusia cukup hanya dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan aqidah tauhid.


D.  Pecahan Murjiah

            Menurut Harun Nasution secara garis besar membagi Murjiah menjadi dua sekte yaitu golongan moderat dan golongan ekstrem. Murjiah moderat berpendapat bahwa pendosa besar tetap mukmin tidak kafir dan tidak kekal di neraka mereka disiksa sebesar dosanya dan tergantung dosa apa yang dilakukan. Kendati demikian, masih terbuka kemungkinan tuhan akan mengampuni dosanya sehingga bebas dari siksaan neraka. Ciri khas mereka lainya adalah dimasukkannya iqrar sebagai bagian penting dari iman.


Adapun kelompok ekstrim Murjiah antara lain:

1.      Jahmiyah, kelompok jahm bin softwan dan para pengikutnya, berpandangan bahwa orang yang beriman tetapi menyatakan dirinya kufur secara lisan tidak dianggap kafir karena iman dan kufur dan tempatnya di dalam hati, bukan di bagian lain (lisan).

2.      Shalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash-Shalihy, berpendapat bahwa iman adalah mengetahui tuhan dan kufur adalah tidak mengetahui Tuhan. Sekte berpendapat bahwa ibadah adalah iman kepadanya dalam arti mengetahui Tuhan. Shalat, puasa, zakat, haji, dll bukan termasuk ibadah melainkan hanya menggambarkan sebuah kepatuhan.

3.      Yunusiah dan ubaidiah, melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat atau merugikan orang lain tidak termasuk dalam perilaku yang dapat merusak iman.

4.      Hasaniyah, menyebutkan bahwa jika seseorang mengatakan saya tahu tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan adalah kambing ini. Orang tersebut tetap mukmin tidak kafir.


              Muhammad Imarah membagi Murjiah menjadi 12 sekte, yaitu sebagai berikut:

1.      Al-Jahmiyah, pengikut jaham bin Abi Sofyan

2.      Ash-Shalihiyah, peengikut pengikut Abu Musa Asy-Shalahy

3.      Al-Yunusiah, pengikut Yunus As-Samary

4.      Asy-Syamriayah, pengikut Samr bin yunus

5.      Asy-Shawbaniyah, pengikut Abu Syawban

6.      Al-Ghailaniyah, pengikut Abi Marwan Al-Ghailan bin Marwan ad-Dimsaqy

7.      An-Najariyah, pengikut Al-Husein bin Muhammad An-Najr

8.      Al-Hanafiyah, Abu Haifah An-Nu’man

9.      Asy-Syabibiyah, pengikut Muhammad bin Syabib

10.  Al-Mua’aziyah, pengikut Muadz Ath-Thawmy

11.  Al-Murisiyah, Pengikut Basr Al-Murisy

12.  Al-Karamiyah, pengikut Muhammad bin Karam As-Sijistany.


Menurut Ash-Syahrastani pengklasifikasian Murjiah dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu Murjiah Murni dan Murjiah yang terpengaruh golongan lain. Contoh Murjiah Murni seperti: Al-Jahmiyah, pengikut jaham bin Abi Sofyan, Ash-Shalihiyah, peengikut pengikut Abu Musa Asy-Shalah, Al-Yunusiah, pengikut Yunus As-Samary, dll. Dan murjiah yang terpengaruh dengan golongan lain seperti: Murijiah Khawarij, Murjiah Qadariyah, Murjiah Jabariah dan Murjiah Sunni.





A.  Kesimpulan

Murjiah artinya orang-orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yaitu Ali dan Muawiyah serta pasukannya pada hari kiamat kelak.

Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunjulan Murjiah. Teori pertama mengatakan gagasan irja’ dan arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan untuk menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politik munculnya golongan Syiah dan Khawarij. Teori kedua mengatakan bahwa gagsan irja’  yang merupakan basis doktrin Murjiah muncuk pertama kali sebagai gerakan politik yang diperlihatkan Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah cucu Ali bin Abi Thalib.

            Doktrin-doktrin sebagai berikut :

1.      Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.

2.      Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

3.      Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.

4.      Meletakkan (pentingnya) iman dari pada amal.

            Sekte Murjiah dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Murjiah Murni seperti: Al-Jahmiyah, Ash-Shalihiyah, Al-Yunusiah, dan Murjiah yang terpengaruh golongan lain. Dan murjiah yang terpengaruh dengan golongan lain seperti: Murijiah Khawarij, Murjiah Qadariyah, Murjiah Jabariah dan Murjiah Sunni.

B.  Kata Penutup

            Demikian Artikel yang kami susun semoga menambah pengetahuan keislaman kita mengenai golongan-golongan dalam agama Islam. Kritik dan saran kami harapkan demi terwujudnya karya yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Azizi, Aliran-Aliran Theologi Islam, Kediri: Kaisar 08, 2010.

Rozak, Abdul dan Rosihoh Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka setia, 2012.

____________________________,Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka setia, 2009.



Posting Komentar

 
Top